Cerpen




JANGAN SEBUT NAMA AYAH

Sebelumnya dia berkenalan dengan seorang cowok yang kebetulan salah satu mahasiswa di STKIP St. paulus Ruteng .Selama berkenalan dengan dia, Lina sering keluar dari rumah  dengan alasan bertemu dengan luki pacarnya. Perubahan Lina membuat kedua orang tuanya khawatir. Akan tetapi setiap kali kedua orang tuanya memberi nasihat Lina selalu melawan. Karena Lina tidak pernah mau mendengar perkataan orang tuanya mereka hanya bisa pasrah dan terus berdoa agar memberi kesadaran kepada anak mereka Lina.Setelah mereka lama berkenalan Lina mengajak Luki kerumah. “ternyata itulah alasan kenapa Lina selalu keluar rumah” kata ayahnya dalam hati. Tetapi kedua orang tua Lina menyambut Luki dengan baik. Memang setiap kali Luki kerumahnya dia selalu menunjukan sikap yang baik di depan kedua orang tua Lina. Luki yang ternyata adalah lelaki buaya darat yang pandai memikat hati wanita. Seiring berjalanya waktu hubungan mereka pun semakin dalam sampai-sampai Lina lupa diri. Tibalah saatnya Lina harus berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan studinya. Tetapi Lina sedikit khawatir karena merasa ada yang aneh dengan dirinya.  Tetapi kembali dia berpikir “itu tidak mungkin”. Setelah tiba di Jakarta dia langsung mendaftarkan diri di salah satu universitas. Dua minggu kemudian  dia dan peserta lainya mengikuti tes dana akhirnya Lina lolos dalam mengikuti tes. Sebagai persyaratan di Universitas tersebut, sebelum memulai perkuliahan semua mahasiswa wajib diperiksa kesehatanya. Ternyata setelah diperiksa lina positif hamil. Dia sangat kaget campur takut mendengar hasil tester sebut karena dia takut orang tuanya marah. Dia segera menghubungi luki untuk memberitahu kalau dia hamil.Tetapi setelah mendengar informasi itu Luki berusaha menghindar dan pelan-pelan menghilang. Turrrrrrrrr,,handphone ayah Lina berbunyi. Dengan senang ayahnya mengangkat telepon tersebut karena selama di Jakarta dia baru memberi kabar  dengan orang tuanya. Ternyata mereka menerima kabar buruk dari Lina. Dia memberitahu ayahnya kalau dia hamil. Mendengar kabar itu kedua orang tuanya sangat kaget dan marah pada Lina. Lina sangat kecewa karena tidak mau mendengar perkataan orang tuanya. Dia hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang malang itu. setiap kali orang tuanya menghubunginya dia selalu mengabaikannya karena  dia takut pada ayahnya. Akan tetapi kedua orang tuanya sangat menyayangi Lina. Mereka takut Lina mengambil jalan pintas (bunuh diri).Mereka terus berusaha menghubungi Lina. Dan pada akhirnya mereka mengirim pesan “nak apa pun yang terjadi padamu kami tetap menerima keadaanmu, sebaiknya kamu pulang dan menyelesaikan masalahmu. Besok ayah akan segera mengirim uang transportmu. Jangan pernah berkecil hati nak.”Bujuk  ayahnya. Lina akhirnya menghubungi ayahnya. Dia meminta maaf atas segala perbuatanya.  Keesokan harinya ayahnya segera mengirim uang transport dan Lina pun akhirnya pulang. Ketika Lina tiba di kampung, hanya air mata yang mampu menyambut kedatanganya. Dia pun meminta maaf kepada orang tuanya karena dia sangat menyesal atas segala perbuatanya. Seandainya dia mendengar nasihat dari kedua orang tuanya pasti kejadian itu tidak akan menimpah dirinya. Kemudian ayahnya bertanya kepada Lina siapa ayah dari anak itu dan ternyata ayah dari anak itua dalah Luki. Mereka segara mencari tahu keberadaan luki akan tetapi nomor teleponya sudah tidak aktif. Karena mereka bingung harus mencari Luki dimana tiba-tiba muncul dalam pikiran ayahnya untuk segera mencari tahu tentang Luki di kampus STKIP. Setelah sampai di kampus ayah Lina menceritakan semuanya kepada ketua sekolah tentang masalah yang menimpah anaknya. Setelah mendengar cerita itu ketua sekolah menyuruh salah seorang dosen memanggil Luki untuk segera menghadap. Luki sangat kaget melihat ayah Lina tetapi dia berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja.Katua sekolah mulai bertanya kepada Luki tentang masalah yang terjadi tetapi Luki menyangkal dan berpura-pura tidak mengenal ayah Lina. Ayah lina menangis dan bersumpah di depan Luki. Lina terus menangis dan merasa kecewa dengan perbuatan Luki.  Beberapa bulan kemudian Lina akhirnya melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat mirip dengan Luki.  Bayi itu diberi nama Rahmat karena keluarga Lina menganggap bayi itu adalah rahmat dalam keluarga mereka. Mereka sekeluarga sangat menyayangi Rahmat. Setiap kali menyebut nama Luki Rahmat  selalu menangis. Kini Rahmat tumbuh menjadi seorang remaja. Setiap kali menanyakan tentang ayahnya dia selalu menjawab “untukapa ayah kalau ibu bisa jadi segalanya untukku, ibu sudah menjadi mama sekaligus ayah untuku”. Rahmat tumbuh tanpa kasih sayang dari seorang ayah. Tetapi kasih dari keluarga Lina  kepada Rahmat sangat besar.

Komentar

  1. Ceritax sangat bagus...supaya lebih bagus alangkah baikx cerita itu harus disertakan dengan cerita pada saat rahmat hidup dgn ibux, kan aneh kalau rahmat hanya berkata kalau ibux dua sosok pribadi, "ibu sekaligus ayah" Nah, pertanyaanx drimana rahmat tahu bahwa ibux ayah dan ibu sekaligus? Pertanyaan selanjutnya, apa yg dilakukan ibu rahmat sehingga ia menganggap ibux dua sosok pribadi?🙏🙏 salam semangat 🙏🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak sampai

Bagaikan Papan Gantung